Danto, AFP, BBC
Yang Aneh dari Wimbledon
Hadiah besar, teknologi oke, penerangan kurangPetenis unggulan belum terbendung
LONDON. Turnamen Grand Slam Wimbledon mencetak rekor dalam jumlah hadiah. Tahun 2007, kejuaraan legendaris ini memperebutkan hadiah total US$ 22,572 juta atau sekitar Rp 203,14 miliar, terbesar dalam sejarah tenis profesional.
Hadiah utama tunggal putra dan putri kini sama, yakni sebesar US$ 1,4 juta (Rp 12,6 miliar). Tahun lalu, hadiah utama antara keduanya dibedakan sebesar US$ 1,17 juta (Rp 10,53 miliar) untuk putra dan US$ 1,11 juta (Rp 9,9 miliar) untuk putri.
Sangat jauh jika dibandingkan dengan hadiah turnamen Grand Slam lainnya. Australia Terbuka, misalnya, hanya menyediakan hadiah masing-masing US$ 1,05 juta (Rp 9,45 miliar) untuk pemenang tunggal putra dan putri. Sedang Grand Slam Amerika Serikat Terbuka menyediakan masing-masing US$ 1,2 juta (Rp 10,909 miliar) untuk juara nomor yang sama.
Kemegahan Wimbledon tak hanya itu. Di lapangan utama (center court), penanda garis menggunakan teknologi hawk eye (mata elang) yang akan memetakan jatuhnya bola dengan lebih akurat. Teknologi ini baru digunakan di Wimbledon sekarang, setelah diujicoba di Amerika Serikat Terbuka 2006 dan Australia Terbuka 2007.
Teknologi ini direspons baik oleh juara bertahan Wimbledon putri Amelie Mauresmo, menjelang partai perdananya lawan non unggulan asal Amerika Serikat Jamea Jackson .
“Saya kira adanya hawk eye itu sebuah kemajuan. Bagi pemain dan penonton yang melihat televisi, hawk eye sangat berperan,” kata Mauresmo.
Semaraknya Wimbledon bakal bertambah dengan rencana pemasangan atap baru di atas lapangan utama (center court), mulai tahun depan, yang memungkinkan bisa dikeluarkan atau ditarik dalam waktu hanya 10 menit. Tujuannya untuk mengantisipasi cuaca di Wimbledon yang mudah berubah.
Menilik itu semua, rasanya lengkap sudah Wimbledon menjadi turnamen yang sangat berkelas. Hanya, panitia agaknya lupa satu hal: penerangan lapangan. Persoalan lampu ini mencuat setelah dihentikannya partai pembuka antara Tim Henman – peringkat 74 dunia --dan Carlos Moya, peringkat 22, Selasa (26/6) pagi kemarin waktu Jakarta.
Partai keduanya dihentikan alias ditunda akibat lampu yang ada di lapangan tak mampu menerangi gelapnya malam.
Kedua petenis, sebenarnya sudah menjalani partai yang sangat ketat dengan masing-masing merebut dua set, 6-3, 1-6, 5-7, 6-2. Nah, pada set penentuan dan kedudukan 5-5, wasit memutuskan untuk menunda partai krusial itu. Padahal, hanya butuh dua match point saja untuk mengetahui siapa yang lolos ke babak kedua.
Laga yang tertunda akibat kurangnya penerangan juga menimpa 11 pertandingan di laga pertama lainnya. Total ada 12 laga yang ditunda karena alasan sama. Bahkan, dalam laporan pertandingan hari pertama kemarin, ternyata ada 11 laga lain yang dipindahkan jadwalnya.
Serangkaian kejadian nyeleneh itu tak mempengaruhi sejumlah unggulan untuk melaju ke babak kedua. Di bagian putra antara lain Roger Federer, Andy Roddick, Fernando Gonzalez, dan Tommy Haas. Di bagian putri diantaranya Martina Hingis, Justone Henin, Serena Williams, Patty Schnyder, Shahar Peer, dan Lucie Safarova.
Dipublikasikan di Harian Bisnis dan Investasi KONTAN, 27 Juni 2007
Mengingat Femi
11 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar