Selalu Ada Harapan Esok Pagi

SELAMAT DATANG
DI BLOG KULO

Search

Salam

Sejarah selalu terkendala oleh ruang dan waktu. Masa lalu, bisa ditilik dengan terang benderang di masa kini. Masa depan, hanya diperkirakan tapi tak bisa dipastikan.

Masa lalu, selalu ada distorsi. Sebabnya, tafsir mengambil tempatnya sendiri-sendiri. Karenanya, satu-satunya jalan agar sejarah masa kini tak membelot di masa depan, adalah dengan cara mendokumentasikannya.

Masa kini, di masa depan akan menjadi masa lalu. Dus, rekamlah sejarah yang sedang kau alami sekarang. Sekecil apapun, di masa depan akan sangat berharga. Kita tak pernah tahu, di masa depan yang sekarang kita sebut sebagai kertas atau pulpen, masih disebut sebagai kertas atau pulpen atau tidak. Atau bisa jadi bernama sama, tapi berbeda bentuk.

Mari, sodara-sodara, rekamlah sejarah yang sedang kau jalani.

Salam


Jumat, 02 Januari 2009

Politik Pembawa Petaka

0 komentar


Share

Ini catatan iseng disela-sela merapikan tulisan bisnis di tempat kerja sahaya. Terbatas di sana-sini, karena hanya perlu satu jam saja untuk menulis ini. Setelah makan siang, sea food deket kantor. Lumayan kenyang. Secuil, tapi semoga bermanfaat. (Rada serius nih..hehehe..)

******
******
Sejarah, selalu saja berulang. Tak perlu menunggu windu, tak harus berbilang dasa, juga laksa. Lima tahun. Ya, hanya lima tahun. Pada 26 Januari 2003, 48 jam sebelum Israel mengadakan pemilihan umum yang kemudian kembali memenangkan Ariel Sharon sebagai Perdana Menteri ketika masih di Partai Likud, 50 tank bersama sejumlah helikopter tempur Israel, membombardir kawasan Zaitun dan Ashkulah.

Minggu menjelang pagi itu, puluhan gajah dan belalang besi menggeruduk kawasan dekat alun-alun Palestina, basis Hamas di pusat Gaza City. Sejenak tenang. Tapi lamat-lamat kemudian terdengar rintihan, jeritan, kesakitan. Ada 12 pemuda Palestina meregang nyawa, 76 orang lainnya luka-luka. Ini adalah kombinasi serangan darat dan udara terbesar sejak Gaza kembali ke pangkuan Palestina, pada 1994.

Ariel Sharon, dedengkot Partai Likud ketika itu, yang kemudian membentuk Partai Kadima pada September 2005 akibat seteru penarikan pasukan dari Jalur Gaza, mengangguk ketika segerombolan tank dan helikopter membabibuta di Gaza. Dua hari menjelang pemilihan umum (pemilu), Sharon sepertinya ingin memberi pesan kepada penduduk Israel, calon pemilih di pemilu, bahwa tak ada kompromi terhadap masalah keamanan.

Tentu saja, Ariel Sharon menunjuk Harakah al-Muqawamah al-Islamiyah (HAMAS) sebagai biang kerok teror. Di mata Sharon dan sebagian besar kaum garis keras kanan Israel, HAMAS adalah teroris, yang mesti diberangus, dilumat, bila perlu dimusnahkan.

Dalam sebuah jajak pendapat di Israel, dua hari menjelang serangan Minggu dini hari itu, popularitas Ariel Sharon bersama gerbong Partai Likud, mulai merosot. Partai Likud hanya meraih 32 hingga 33 kursi parlemen Israel alias Knesset. Padahal, elite partai kanan itu menginginkan sedikitnya 36 kursi Knesset agar koalisi mendatang yang akan dibentuk Ariel Sharon pascapemilu nanti bisa lebih kuat.

Ajaib. Serangan pagi buta itu sukses kembali mengantarkan Ariel Sharon ke tampuk kekuasaan. Mahal, tentu saja. Karena harus ada korban 12 pemuda Palestina, 76 luka-luka, yang tak ada sangkut pautnya dengan pemilu Israel.

Kini, lima tahun kemudian, tepatnya 1.795 hari setelah serangan pagi buta itu, sejarah terulang. Sabtu pagi, 27 Desember 2008, gelombang serangan tentara Israel kembali menghumbalang Gaza. Serangan yang melibatkan 60 jet F-16, menyerang 50 titik target infrastruktur Gaza, daerah yang diduga kuat Israel sebagai basis pertahanan HAMAS. Dalam tiga menit, 155 meregang nyawa. Sua hari kemudian, korban menjadi 308 tewa. Sehari berselang sudah hampir 400 nyawa melayang, mayoritas wanita dan anak-anak.

Serangan membabibuta itu, tepat sepekan setelah gencatan senjata antara Israel dan HAMAS yang telah berlangsung enam bulan sejak 19 Juni 2008, berakhir.

Sejarah berulang. Sebab, latar belakang serangan ganas ini lantaran Israel akan kembali mendulang pemilu, Februari 2009. Popularitas Partai Kadima, partai yang didirikan Ariel Sharon dan berkuasa saat ini, merosot menjelang pemilu.

Banyak faktor penyebab. Dalam setahun terakhir, kondisi politik dalam negeri Israel gonjang-ganjing. Di bawah Ehud Olmert, petinggi Kadima lain yang menggantikan Sharon sebagai Perdana Menteri Israel 4 Januari 2006, popularitas Kadima turun drastis.

Mereka dipermalukan dan dicemooh rakyat Israel akibat “kalah perang” dalam konflik Israel vs Libanon pada 2006.

Tidak hanya kekalahan Libanon, pemerintahan pimpinan Olmert juga tercemar dengan berbagai skandal yang menyebabkan tekanan publik yang berakhir pada turunnya Olmert sebagai ketua Partai Kadima, September 2008.

Penggantinya, Tzipi Livni –sebelumnya Menteri Luar Negeri Israel--, hingga kini tak berhasil menyatukan koalisi yang memimpin pemerintahan Israel. Itulah sebabnya, Israel akan kembali menggelar Pemilu pada Februari 2009.

Di bawah Livni, Kadima harus berjaya menarik simpati pemilih Israel. Cara paling jitu adalah dengan menyerang kembali jalur Gaza, basis HAMAS. Kadima harus bersaing ketat dengan pesaing kuat mereka: Benjamin Netanyahu bersama gerbong Partai Likud di Pemilu mendatang. Netanyahu sudah gembar-gembor akan menumbangkan pemerintahan HAMAS. Maka, agar dukungan pemilih tak lari, Likud harus mengatur strategi menyusun serangan ke Gaza, basis HAMAS.

Beberapa hari menjelang serangan ke Gaza, sas-sus serangan sudah beredar luas akan dilakukan menjelang tutup tahun. Ini kemudian menjadi kabar santer dan berhasil meningkatkan kembali kepercayaan pemilih Israel terhadap Kadima.

Sebuah survei dalam negeri Israel yang diambil pada detik-detik dimulainya penyerangan, menunjukkan popularitas Partai Kadima mulai terangkat. Ini menunjukkan pemilihan waktu penyerangan yang diatur secara tepat bisa mengerek popularitas Kadima menjelang Pemilu yang sebentar lagi akan digelar.

Yang menjadi pertanyaan, kenapa perseteruan politik dalam negeri Israel kemudian menyeret ratusan nyawa tak berdosa di Jalur Gaza?

Siapa berani hentikan kekejian Israel? Dunia? Ah, tak usah berharap banyak. Jawabannya sudah bisa ditebak: Israel adalah anak emas bagi Barat. Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, misalnya, dalam wawancara dengan BBC mengatakan, ia ’sangat prihatin’ dengan tragedi itu. Cuma, dia lebih menyalahkan milisi Palestina dan minta mereka menghentikan serangan roket.

Polisis dunia, Amerika Serikat, yang sedang sibuk menyiapkan transisi kekuasaan dari Presiden George W. Bush kepada Barrack Obama, malah memveto resolusi Dewan Keamanan PBB soal tragedi ini. Lantas, kepada siapa berharap? Haruskah perlawanan intifada menggema dari seluruh dunia? “Sekali berarti, sudah itu mati”.

http://www.facebook.com/note.php?note_id=53563649611&ref=mf#/note.php?note_id=53563649611

Read More......

ANGKA

0 komentar


Share

Kepada jiwa-jiwa resah

Andai sadar jiwa hampa, hakikat ada, benda fana, kosong dalam angka
Maka satu bukanlah pertama

Jika mengerti awal sebelum sekarang, angka terbilang,
Maka nol adalah awal rasa, dan Sang Ada isi nihilnya hampa

Adakah mereka sudah kembali menebar jangkar?
Untuk berkeliling lagi pulau jauh tak bertepi
Bermain sauh, angin, ombak bergulung...
Menemani Zarathrusta keliling dunia
Hmmm...

Adakah mereka temukan pulau-pulau berserakan?
Hitam, putih, merah, abu-abu
Terdengarkah suara panggilan lamat-lamat?
Jeritan, dengus, lenguh...
Adakah mereka kembali telanjang, untuk kemudian terombang-ambing (lagi)?
.........Berguncang-guncang menghitung angka
......... Gemuruh halilintar buncahkan harapan

Sudahkah mereka temukan cahaya?
Cahaya di atas cahaya?
Hmmm...
Wahai Sang Ada...
Bukakan selubung jiwa...
Agar paham awal dari segala awal
Supaya mengerti ada pengisi dari segala permulaan
Agar mengimani nol adalah awal rasa
Satu bukanlah pertama
Angka adalah terbilang
Kau, Sang Ada yang Tunggal dan Esa
Yang Awal dan yang Akhir...

Selamat Tahun Baru 1 Muharam 1430 H dan 1 Januari 2009

Jakarta, 31 Desember 2008

http://www.facebook.com/profile.php?v=feed&id=1023372280#/note.php?note_id=53129139611

Read More......

Selasa, 30 Desember 2008

INTIFADA

0 komentar


Share

Jalur Gaza, 27 Desember 2008…

Ini cerita tentang satu masa, suatu bangsa
Ini kisah tentang serakah, ambisi kuasa
Ketika raga tumpah curah
Saat darah tercucur tercecer

Ini mitos tentang petaka
Ini sejarah tentang kota tua penuh amarah
Sewaktu jantung berdetak bergetar
Ketika telinga berdengung berngiang
…..
Ketika rasa bergumpal berderai
Saat tak berdosa terkapar terkulai
Dalam sekejap menghempas nyawa, lunglai
Ada 308 nyawa, Bung!!! Jangan lalai

Pada masa serakah menguasai segala
Sewaktu ambisi menelur luluh lantak
Ketika tanah bergoyang berguncang

Jalur Gaza bersimbah…
Kita diam, miris, jengah
Kepada siapa pedih peri ini bersembah…

Buka topengmu, Njing!!!
Hapus standar gandamu, Njing!!!
Lipat-lipat kuasamu, Njing!!!
Kau yang di meja bundar
Segera bergerak berpacu berpendar

Kalian yang di sini berserak
Mari berbareng bergerak
…..
Intifada..Intifada...Khaibar..Khaibar
Hapus dan acuh holocaust, itu barbar
Dia distorsi, terbakar..terbakar…Allahu Akbar..Allahu Akbar


http://www.facebook.com/profile.php?id=1023372280&ref=profile#/note.php?note_id=52966164611

Read More......
Copyright 2009 | Bunga Padang Ilalang Theme by Cah Kangkung | supported by Blogger