Selalu Ada Harapan Esok Pagi

SELAMAT DATANG
DI BLOG KULO

Search

Salam

Sejarah selalu terkendala oleh ruang dan waktu. Masa lalu, bisa ditilik dengan terang benderang di masa kini. Masa depan, hanya diperkirakan tapi tak bisa dipastikan.

Masa lalu, selalu ada distorsi. Sebabnya, tafsir mengambil tempatnya sendiri-sendiri. Karenanya, satu-satunya jalan agar sejarah masa kini tak membelot di masa depan, adalah dengan cara mendokumentasikannya.

Masa kini, di masa depan akan menjadi masa lalu. Dus, rekamlah sejarah yang sedang kau alami sekarang. Sekecil apapun, di masa depan akan sangat berharga. Kita tak pernah tahu, di masa depan yang sekarang kita sebut sebagai kertas atau pulpen, masih disebut sebagai kertas atau pulpen atau tidak. Atau bisa jadi bernama sama, tapi berbeda bentuk.

Mari, sodara-sodara, rekamlah sejarah yang sedang kau jalani.

Salam


Jumat, 16 Mei 2008

Serab-Serbi Olahraga

Danto, Reuters
Serangan Unik di Wimbledon

Sekelompok binatang kerap menggangu jalannya lombaGangguan binatang sejak tahun 1949

LONDON. Jangan geli jika mendengar cerita ini. Stadion tempat turnamen Grand Slam Wimbledon, yang katanya berkelas itu, ternyata dipenuhi banyak binatang menjijikkan.

Di beberapa sudut, sekelompok bajing tiba-tiba keluar menuju lapangan utama. Di pojok-pojok stadion lain, segerombolan tikus mencicit melewati atap stadion bersirobok dengan sekawanan burung merpati.

Petenis asal Jerman Boris Becker dan Nikolas Kiefer mengalaminya. Ketika asyik bertanding, tiba-tiba sekelompok merpati “mengebom” keduanya. Tapi, itu terjadi tahun 1999 lalu.

Kini, ancaman serangan serupa memang belum sirna. Panitia turnamen terpaksa melakukan langkah aneh untuk mengusir kawanan itu. Mereka menggunakan “jasa” Finnegan, seekor burung elang yang bertugas mengusir pasukan burung dara itu.

Setiap pagi, menjelang turnamen dimulai, pihak penyelenggara selalu melepas seekor elang di kompleks Stadion Wimbledon. Tujuannya, untuk menakut-nakuti burung-burung dara yang bisa sewaktu-waktu "mengebom" pemain seperti yang terjadi pada laga sesama petenis Jerman, Becker melawan Kiefer.

Beberapa hari lalu, Maria Sharapova sempat bercanda soal burung elang penjaga turnamen itu. Ketika akan menjalani laga perdananya, petenis cantik asal Rusia itu berpakaian mini dan ketat, berwarna putih mirip angsa.

Seorang penonton berseloroh, tidakkah takut diserbu elang yang perkasa itu? Sharapova kontan menjawab, "Memangnya elang biasa menggigit angsa? Ya Tuhan, mungkin sebaiknya saya memotong lipatan pakaian ini," katanya.

Menurut, Alan Little, seorang pustakawan Wimbledon, sejarah gangguan terhadap pertandingan tenis Wimbledon telah terjadi sejak lama. Pada tahun 1949, ball boy Wimbledon dibuat kerepotan untuk menangkap seekor tupai yang “bermain” di lapangan. Akibatnya para pemain harus duduk manis menunggu perburuan tupai tersebut berakhir.

Pam Shriver, juara lima kali Wimbledon nomor ganda, juga pernah merasakan terkena sengatan lebah ketika sedang bertanding. Sedangkan petenis legendaris, John Mcenroe dan Stephen Edberg harus bertanding dengan konsentrasi terpecah dalam pertandingan semifinal tahun 1989. Sebab, dua ekor burung gagak mondar mandir terbang rendah di atas lapangan Wimbledon.

“Serangan” yang paling heboh adalah serbuan para penonton ke lapangan Wimbledon. Pada laga final tunggal putra tahun 1957, Helen Jarwis merangsek ke dalam lapangan ketika pertandingan berlangsung untuk menyuarakan sistem perbankan baru.

Yang paling anyar adalah aksi seorang pria berbugil ria pada partai perempat final tahun lalu antara Maria Sharapova dan Elena Dementieva. Pria tersebut akhirnya diseret petugas keamanan keluar lapangan.

Mengomentari insiden tersebut, Maria Sharapova menjawab pendek. “Saya tidak memperhatikan dengan jelas,” katanya. Seorang jurnalis wanita iseng menanyakan apakah Sharapova terkesan oleh tubuh atletis sang penyerang? Sarapova menjawab, “Mungkin akan saya perhatikan di lain waktu,” katanya. Oalah….

Dipublikasikan di Harian Bisnis dan Investasi KONTAN, 30 Juni 2007

0 komentar:

Copyright 2009 | Bunga Padang Ilalang Theme by Cah Kangkung | supported by Blogger