Selalu Ada Harapan Esok Pagi

SELAMAT DATANG
DI BLOG KULO

Search

Salam

Sejarah selalu terkendala oleh ruang dan waktu. Masa lalu, bisa ditilik dengan terang benderang di masa kini. Masa depan, hanya diperkirakan tapi tak bisa dipastikan.

Masa lalu, selalu ada distorsi. Sebabnya, tafsir mengambil tempatnya sendiri-sendiri. Karenanya, satu-satunya jalan agar sejarah masa kini tak membelot di masa depan, adalah dengan cara mendokumentasikannya.

Masa kini, di masa depan akan menjadi masa lalu. Dus, rekamlah sejarah yang sedang kau alami sekarang. Sekecil apapun, di masa depan akan sangat berharga. Kita tak pernah tahu, di masa depan yang sekarang kita sebut sebagai kertas atau pulpen, masih disebut sebagai kertas atau pulpen atau tidak. Atau bisa jadi bernama sama, tapi berbeda bentuk.

Mari, sodara-sodara, rekamlah sejarah yang sedang kau jalani.

Salam


Jumat, 16 Mei 2008

Persaingan Telekomunikasi

Saling Jegal di Arena GSM

Operator seluler kian gencar beradu strategi untuk menggaet pelanggan baru

JAKARTA. Last man standing. Siapa bertahan, dia yang memenangi pertempuran. Seperti itulah kira-kira persaingan dunia bisnis telekomunikasi ke depan. Saling hadang, saling bunuh.

Kini, tanda-tanda itu sudah terasa. Yang paling kentara adalah perang tarif di teknologi telekomunikasi berbasis global system for mobile communications (GSM), yang kian terpengaruh oleh si pendatang baru berbasis layanan code division multiple access (CDMA).

Dari tujuh operator kini, hampir setiap saat mengeluarkan jurus jitu dengan cara berpromosi tarif semurah-murahnya. Yang terbaru adalah PT Telkomsel Tbk, yang meluncurkan kartu perdana Simpati Pede dengan tarif promo Rp 0,5 per detik, dua hari lalu.

Yang menarik, Telkomsel memangkas tarif Simpati tak lama setelah Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mewajibkan perusahaan tersebut menurunkan tarif hingga 15%.

Namun, Telkomsel membantah penu-runan itu terkait dengan vonis KPPU. "Ini tidak ada kaitannya dengan KPPU. Kami semata ingin memberi pilihan layanan ke pelanggan," kata Suryo Hadiyanto, juru bicara Telkomsel. Total pelanggan Telkomsel kini 46 juta, 23 juta di antaranya adalah pengguna kartu Simpati.

Telkomsel juga mengalokasikan anggaran 15% dari belanja modal Rp 15 triliun pada 2008 untuk mendukung inovasi dan layanan nilai tambah (value added services) produk Telkomsel. Adapun 85% dari belanja modal diperuntukkan bagi infrastruktur seperti pembangunan menara base transceiver station (BTS).

Siasat terbaru Telkomsel tersebut sejatinya merupakan reaksi dari operator-operator lain yang telah menggelar promosi terlebih dulu. Sebut misalnya promosi bagi pengguna Xplor Classic dari PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL), program Rp 0 alias Freetalk Rp 5.000 dari PT Indosat Tbk, dan program Rp 1 per menit dari Hutchinson, operator 3.

Bahaya bagi pendatang baru

"Kami yakin dengan harga yang kami tawarkan. Buktinya, program seperti ini juga dilakukan operator lain,” kata Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi.

“Ada aksi, pasti ada reaksi,” kata pengamat telekomunikasi Mas Wigrantoro Roes Setiyadi. Satu strategi dari satu operator, pasti akan selalu diikuti operator lainnya. Nah, persaingan ini yang bisa berdampak buruk bagi pendatang baru. “Jika dia banting harga, dan sampai akhir target pelanggan tak juga bertambah, dia akan terus merugi,” kata Mas Wigrantoro. Ujungnya bisa sangat berpengaruh pada kinerja. Pahitnya, bisa jadi pecundang sebelum menang. Memang, tarif hanyalah satu komponen dari variabel lainnya, termasuk coverage.

Agaknya pertempuran bakal awet. Hasnul bilang, XL tetap mempertahankan strategi saat ini untuk menggaet dan mempertahankan pelanggan.

Danto, Sandy Baskoro

Harian Bisnis dan Investasi KONTAN, 12 Desember 2007

0 komentar:

Copyright 2009 | Bunga Padang Ilalang Theme by Cah Kangkung | supported by Blogger