Selalu Ada Harapan Esok Pagi

SELAMAT DATANG
DI BLOG KULO

Search

Salam

Sejarah selalu terkendala oleh ruang dan waktu. Masa lalu, bisa ditilik dengan terang benderang di masa kini. Masa depan, hanya diperkirakan tapi tak bisa dipastikan.

Masa lalu, selalu ada distorsi. Sebabnya, tafsir mengambil tempatnya sendiri-sendiri. Karenanya, satu-satunya jalan agar sejarah masa kini tak membelot di masa depan, adalah dengan cara mendokumentasikannya.

Masa kini, di masa depan akan menjadi masa lalu. Dus, rekamlah sejarah yang sedang kau alami sekarang. Sekecil apapun, di masa depan akan sangat berharga. Kita tak pernah tahu, di masa depan yang sekarang kita sebut sebagai kertas atau pulpen, masih disebut sebagai kertas atau pulpen atau tidak. Atau bisa jadi bernama sama, tapi berbeda bentuk.

Mari, sodara-sodara, rekamlah sejarah yang sedang kau jalani.

Salam


Jumat, 16 Mei 2008

Duit di Sepakbola

Danto, BBC, Yahoosport

Kabar Penjualan Saham Liverpool Kembali Memanas

LIVERPOOL. Liverpool kembali digoyang. Media Inggris santer memberitakan bahwa salah satu pemilik klub itu, Tom Hicks, tengah mempertimbangkan untuk melego saham miliknya di Liverpool. Orang yang disebut-sebut akan menjadi penadahnya adalah konglomerat asal Timur Tengah, Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum.

Kalau pembelian saham itu jadi, Rashid al-Maktoum yang juga Perdana Menteri dan Wakil Presiden Uni Emirat Arab, akan mengakuisisi Liverpool melalui perusahaannya Dubai International Capital (DIC).

Sekadar mengingatkan, saham Liverpool saat ini 100% dikuasai dua taipan asal Amerika Serikat, Tom Hicks dan George Gillett. Februari 2007 lalu, duo taipan tersebut mengeluarkan duit senilai 174,1 juta poundsterling atau sekitar Rp 3,23 triliun untuk menguasai 100% saham Liverpool. Kedua konglomerat ini juga bersedia menanggung utang klub sebesar 44,8 juta poundsterling atau sekitar Rp 833,2 miliar.

Sepekan terakhir, nama DIC kembali santer terdengar untuk mengambil alih Liverpool. DIC bukanlah nama baru dalam proses pengambilalihan saham Liverpool. Awal 2007 lalu, sejatinya DIC yang akan mengambil alih klub yang bermarkas di Anfield tersebut. Sayangnya, penawaran dia telat dan disalip duo taipan Amerika Serikat.

Kabarnya, dua orang kaya Amerika itu kini tengah mengalami kesulitan keuangan. Ketika membeli saham Liverpool awal tahun lalu itu, Hicks dan Gillet menggunakan dana pinjaman dari Royal Bank of Scotland (RBS) senilai 350 juta poundsterling (Rp 6,5 triliun).

Selain untuk membeli Liverpool, duit utangan juga dipakai untuk membeli pemain baru guna operasional klub dan perencanaan stadium baru berkapasitas 60.000 tempat duduk di Stanley Park, serta menghapus bunga pinjaman.

Nah, kredit dari RBS tersebut akan jatuh tempo pada Februari 2008. Cuma, kas kantong keduanya sedang kosong. Inilah yang menyebabkan santernya pemberitaan Hicks bakal menjual sahamnya di Liverpool.

Kabar krisis keuangan pemilik Liverpool itulah yang membuat CEO DIC Sameer al-Ansari, yang juga fans Liverpool, langsung menyiapkan dana sekitar 500 juta poundsterling atau sekitar Rp 9,3 triliun.

Cuma, seperti biasa, kubu Hikcs dan Gillet masih memegang tradisi Liverpool yang tak mau rahasia internal bocor keluar. Rupanya, duo taipan itu masih ingin mengendalikan klub. "Hicks dan Gillet sepenuhnya masih berkomitmen kepada klub. Semua kabar soal menjual klub atau sebagian sahamnya kepada DIC atau orang lain, itu tidaklah benar," kata juru bicara Hicks yang namanya tidak mau disebutkan.

Harian Bisnis dan Investasi KONTAN, 19 Januari 2008

0 komentar:

Copyright 2009 | Bunga Padang Ilalang Theme by Cah Kangkung | supported by Blogger