Danto
Mencekal SMS SpamBRTI menengarai, ada pesan sampah yang mematok tarif premiumMengenakan tarif SMS premium
JAKARTA. Anda kerap dirugikan akibat kehilangan pulsa dari pesan singkat atawa short message service (SMS) yang tidak diinginkan? Jangan khawatir, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) sudah menemukan akar penyebabnya.
Mengenakan tarif SMS premium
Ternyata, beberapa operator telekomunikasi dan content provider secara sengaja mengirimkan SMS sampah ini ke nomor pelanggan. Tanpa melalui proses pendaftaran dari konsumen pun, mereka bisa secara langsung mengirim pesan berbau promosi dan iklan. Kurang ajarnya, pesan singkat tak berguna ini seringkali mempergunakan tarif SMS premium. Besarannya cukup merogoh kocek pulsa, yaitu Rp 2.000 per SMS yang mampir ke telepon seluler pelanggan.
Anggota BRTI Heru Sutadi menyatakan, berdasarkan penyelidikan sementara lembaga regulator telekomunikasi itu, sejumlah pesan singkat sampah tersebut dikirim secara sengaja oleh operator telekomunikasi dan content provider. "Dari hasil investigasi awal, ada SMS yang dikirimkan oleh operator itu sendiri, ada juga oleh content provider, baik yang dilakukan langsung maupun menggunakan pihak ketiga," kata Heru, kepada KONTAN, di Jakarta, kemarin.
Sejumlah operator dan content provider, menurut Heru, hampir setiap hari mengirim sejumlah pesan ke nomor pelanggan. Tak peduli apakah nomor tersebut telah didaftarkan oleh konsumen yang bersangkutan atau tidak.
"SMS spam cukup merugikan, lantaran selain memasuki ruang privasi konsumen, juga dalam beberapa kasus konsumen dikenai bayaran setara dengan SMS premium," kata Heru.
Lantaran tak dikehendaki pengguna, kata Heru, BRTI menggolongkan pesan singkat itu sebagai SMS sampah. Secara materi, lanjut dia, isi pesan itu gampang ditebak. "Mudah saja, isinya berbau iklan dan promosi," katanya, "Termasuk di dalamnya adalah pesan singkat soal undian berhadiah."
Beberapa operator yang disebut Heru antara lain Indosat dan Telkomsel. "Mereka ikut mengirimkan SMS spam itu," katanya. "Dalam sebulan ke depan, BRTI bakal merampungkan aturan soal ini," lanjtunya.
Pihak Indosat mengakui kerap mengirimkan sejumlah pesan singkat tanpa pemberitahuan terlebih dulu kepada konsumen. Isinya memang berbau promosi dan iklan. "Tapi, itu bagian dari program perusahaan kami," kata Adita Irawati, juru bicara Indosat, "Itu sifatnya hanya up-date informasi."
Adita mengakui Indosat melakukan kerjasama dengan content provider dan pihak ketiga dalam mengirim pesan tersebut. Yang disebut pihak ketiga, misalnya, sebuah gerai makanan yang sedang menggelar promosi. Mereka melakukan kerjasama dengan Indosat agar produknya diminati masyarakat.
Menurut Adita, pesan promosi tersebut bisa dikirim secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dulu. "Sekali kirim bisa mencapai 200.000 hingga 500.000 pelanggan," katanya.
Hanya, dia menandaskan, Indosat tidak memungut tarif dari pengiriman pesan itu. "Itu secara otomatis dari sistem kami," katanya. "Kalaupun mencatut tarif, itu dilakukan oleh content provider yang bekerjasama dengan kami. Dan, kami siap menghentikan kerjasama dengan mereka jika BRTI memintanya," ucapnya.
Pihak Telkomsel masih belum bisa dimintai konfirmasi. Telepon seluler Suryo Hadiyanto, juru bicaranya, masih belum menyahut saat dihubungi KONTAN.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Husna Zahir mempertanyakan operator dan terutama content provider yang mengirim pesan singkat sampah tanpa pemberitahuan terlebih dulu kepada konsumen. "Dari mana mereka tahu nomor pelanggan?" kata Husna menunjuk content provider. Dia menduga terdapat kongkalingkong antara operator dan content provider tersebut. "Harusnya mereka ditindak," katanya.
Dipublikasikan di Harian Bisnis dan Investasi KONTAN, 26 Maret 2007
Mengingat Femi
11 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar